Minggu, 17 April 2011

FENOMENA KEHIDUPAN


menurut socrates an aristoteles segi kehidupan manusia tak lepas dari etika, etiket, moral dan hukum yang selalu berkaitan dalam segi kehidupan manusia,di mana setiap orang punya sifat yang unik, kehidupan yang berbeda-beda, dan mempunyai keahlian yang berbeda-beda, setiap manusia yang punya kelebihan di suatu bidang bisa di sebut profesionalisme yang mana memfokuskan keahlian nya pada bidang tertentu dan tentu nya mempunyai kelemahan dalam bidang lain, hal ini mesti nya mesti menjadi renungan bagi manusia sombong yang merasa diri nya telah berada di level atas dan tak mau menghargai seseorang yang di anggap nya lemah, padahal TUHAN menciptakan manusia sama rata dan suci. Yang membedakan nya hanya lah mengerti dan mempunyai tujuan hidup dan kembali kepada TUHAN. Kehidupan manusia pada dasar nya bersifat sosialis yang mana selalu berusaha saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain nya, manusia selalu merasa tak pernah puas dengan apa yang telah di dapat nya dan berusaha mencapai apa yang di harapkan nya serta egois(melihat hanya dari 1 sudut pandang),
Keegoisan manusia membuat nya hancur lebur dan tak mempunyai tujuan hidup yang pasti, sehingga lupa akan ada nya TUHAN yang menjadi tujuan akhir nya, setiap kehidupan manusia tak lepas dengan takdir nya yang telah di tentukan oleh TUHAN nya, sering kali manusia nya lupa beribadah dan mendekatkan diri kepada TUHAN nya disebabkan mereka telah merasa nyaman, tentram, damai, mempunyai semua yang mereka inginkan dalam hidup ini, tatkala bencana datang, musibah yang terus menerus, baru manusia sadar akan kehidupan sesungguh nya, di mana mereka baru berusaha mendekatkan diri kepada TUHANnya, mungkin ini sudah terlambat tetapi TUHAN maha pemaaf dan selalu memberikan waktu dan jalan agar manusia kembali kepada nya. Takdir manusia memang sudah di tentukan oleh TUHAN tapi takdir itu dapat berubah jika manusia itu ingin berubah, kehidupan manusia selalu berubah, ada kala nya kaya, ada kala nya miskin, itu kembali ke diri individu manusia tersebut yang berani berjuang dalam menjalani hidup ini.

              Sebut saja gaya hidup Metroseksual yang merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang tercipta akibat dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, mereka adalah tren pria di daerah perkotaan masa kini. Bukan lagi pria yang macho, berotot, gagah
perkasa dan berwajah garang. 
            Setidak-tidaknya itulah wacana yang berkembang akhir-akhir ini. Metroseksual bukanlah penggambaran laki-laki yang keperempuan-perempuanan alias banci atau waria, tetapi pria yang mencintai dirinya sendiri untuk menemukan kepuasan tersendiri di dalam dirinya. Mulanya tren ini hanya menjangkiti para model pria, artis, orang-orang media, eksekutif muda dan pengacara, tetapi kini perilaku metroseksual terus merambah ke semua elemen dan lapisan masyarakat tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa metroseksual merupakan sebuah fenomena baru yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia khususnya daerah Yogyakarta. Kecintaan fanatik terhadap dirinya sendiri telah merubah gaya hidup dan perilaku dalam kehidupan mereka.

            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya hidup dan perilaku konsumtif mahasiswa metroseksual di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini mengambil lokasi di dalam lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada Bulak Sumur Yogyakarta. Unit kajian dalam penelitian ini adalah mahasiswa metroseksual yang menurut ciri-ciri dan kategori dimasukkan sebagai pria metroseksual, serta masih tercatat aktif sebagai mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive atau bertujuan. Informan yang diambil sebanyak 10 orang secara acak yang kesemuanya merupakan mahasiswa UGM.

Hasil penelitian terhadap kelompok mahasiswa metroseksual di lingkungan kampus UGM sebenarnya timbul karena adanya motivasi sosial yang berasal dari luar diri individu yang mengalami sedikit ketimpangan. Perubahan sosial terhadap gaya hidup dan perilaku seorang pria khususnya mahasiswa yang mencintai dirinya sendiri secara berlebihan telah menciptakan sebuah fenomena baru yang dianggap sebagai sebuah gaya hidup konsumerisme dan menimbulkan perilaku konsumtif yang berlebihan.

           Pesatnya perkembangan teknologi dan mudahnya akses informasi yang didapat telah membawa mereka untuk selalu mengikuti perkembangan tren dan mode yang sedang berkembang. Mereka sangat perhatian terhadap kondisi fisiknya, oleh karena itu untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dirinya,mahasiswa metroseksual rutin melakukan kebugaran tubuh dengan olah raga dan perawatan di pusat-pusat perawatan tubuh. Perilaku mahasiswa metroseksual ini akan menjadi sebuah masalah baru apabila budaya gaya hidup dan perilaku konsumtif tersebut dilakukan secara berlebihan. Karena disadari atau tidak, mahasiswa metroseksual cenderung boros dalam menggunakan uangnya dibandingkan mahasiswa pada umumnya, serta apakah budaya tersebut dapat diterima didalam masyarakat mengingat budaya tersebut termasuk fenomena dan budaya yang berasal dari barat.


0 komentar: