Minggu, 17 April 2011

The Harvest of the Seasons

Awal migrasi manusia, pertanian,permukiman pertama, dan perang. Penemuan beberapa alat yang terbuat dari batu di daerah selatan Arab telah memaksa para ilmuwan untuk memikirkan kembali teori mengenai migrasi manusia pertama kali keluar dari Afrika.

Koleksi dari kapak dan alat lainnya yang digunakan untuk memotong, mengiris dan mencukur bulu, menandakan awal dari kehidupan manusia. Akan tetapi usia perkiraan dari benda-benda yang ditemukan tersebut adalah 125 ribu tahun yang lalu, sekira 55 ribu tahun sebelum nenek moyang manusia modern meninggalkan benua Afrika. Demikian seperti yang dikutip dari Irish Times, Jumat (28/1/2011).

Artefak yang ditemukan di Uni Emirat Arab tersebut menandakan tanda dari kehidupan manusia kuno, yang mungkin berpindah dari Afrika ke Arab melalui Laut Merah yang bisa dilewati di akhir jaman es. Setelah berpindah, para leluhur manusia modern ini mungkin terus melewati Teluk Persia, setelah itu mungkin sampai India, Indonesia dan Australia.

"Penemuan ini cukup spektakuler karena bisa mematahkan teori-teori perpindahan manusia modern jaman dulu," ujar Michael Petraglia, seorang arkeolog dari Oxford University.

Anatomi manusia modern, yang ada pada orang-orang yang hidup di masa kini, berevolusi di Afrika sekira 200 ribu tahun yang lalu. Sampai saat ini kebanyakan bukti arkeologi mendukung teori eksodus/migrasi manusia dari Afrika.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Hans-Peter Ürpmann dari University of Tübingen, Jerman, menemukan alat-alat batu ketika melakukan penggalian batuan sedimen di gunung bernama Jebel Faya, sekira 55 km dari pantai Teluk Persia.

Penggalian sebelumnya di situs tersebut telah ditemukan artefak dari periode baja, perunggu dan neolitik. Sebuah bukti bahwa formasi batuan di gunung tersebut telah menyediakan tempat tinggal untuk manusia selama ribuan tahun.

Daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.
Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan peternakan yang pertama kali.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.


Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.
Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.
Mereka membuat pemukiman yang terdiri dari beberapa kelompok kepala keluarga. Awal mereka bermukim adalah pada masa Prasejarah mereka sudah mulai menetap disuatu tempat, meramu dan menggunakan alat-alat pertanian ataupun rumah tangga yang sudah agak modern. Misalkan alat- alat yang terbuat dari gerabah. Cara berkomunasi mereka sudah agak modern dari tahun-tahun sebelumnya.
Mereka mulai migrasi diakibatkan oleh suatu hal yang mendasar yaitu akibat bahan makanan mulai menipis serta juga cuaca yang ekstrim. Mereka bermigrasi ketemapat yang mereka belum tempati dan untuk melihat dunia yang baru. Pada asaat ini mereka sudah menggunakan alat tombak yang ujungnya terbuat dari tulang hewan ataupun dari batu untuk berjaga diri sendiri maupun kelompok mereka.
Sejarah dari manusia terbagi secara tidak merata. Pertama kali dimulai dengan evolusi secara biologis : semua langkah-langkahnya yang memisahkan kita dari keturunan leluhur kita yaitu kera. Lalu bagaimana mereka menempati tempat tinggal mereka selama jutaan tahun yang lalu. Dan kemudian bagimana sejarah kebudayaan mereka : perjalanan panjang serta lika-liku dari sebuah peradaban yang memisahkan kita dari kehidupan si pemburu yang terjadi di Afrika atau si pengumpul makanan yang terjadi di Australia. Dan yang kedua adalah bagaimana kepadatan sebuah kebudayaan selama beberapa ribu tahun yang lalu. Mulai saat ini saya lebih baik membicarakan tentang dua belas ribu tahun yang lalu atau mungkin lebih dari itu tetapi kurang dari dua puluh tahun yang lalu. Perbedaan antara dua kejadian diatas yaitu antara faktor biologis dan faktor kebudayaan sangat mengagumkan dan saya tidak dapat menjelaskan itu semua tanpa melihat kembali yang terjadi di belakang.
          Membutuhkan waktu dua juta tahun yang lalu untuk manusia berubah dari bentuk masa lalu dengan batu di tangan (Australopithecus di Afrika Tengah) menjadi bentuk modern (Homo Sapiens). Dari sini dapat disimpulkan bahwa perubahan tersebut adalah perubahan secara biologis dari manusia – walaupun evolusi secara biologis manusia jauh lebih cepat daripada hewan lainnya. Tetapi tetap saja membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh ribu tahun agar Homo Sapiens berevolusi menjadi diri kita saat ini.
          Setelah semua terjadi, ini menjadi kata-kata paling penting saat ini. Mengapa perubahan manusia baru saja terjadi setelah perubahan kebudayaan terjadi? Dua puluh tahun yang lalu seluruh bagian dari dunia ini telah menjadi tempat bagi para penjelajah dan pemburu, mereka memiliki teknik yang baik untuk menyesuaikan dirinya dalam berpindah tempat sama seperti yang Lapps lakukan. Sepuluh ribu tahun yang lalu barulah mengalami banyak perubahan dan manusiapun mulai menempati satu tempat saja bersama dengan hewan-hewan disana dan memulai bercocok tanam. Dan dari situlah kependudukan pun berlanjut. Hal ini sangat tidak biasa jika dipikirkan bahwa hanya dalam waktu dua belas ribu tahun terdapat kependudukan. Ini pasti kejadian yang sangat tidak biasa karena 10.000 BC – pada saat itu. Tetapi ini adalah ledakan yang cukup tenang, karena ini merupakan akhir dari jaman es.
          Kita dapat menangkap bahwa ini adalah perubahan dari daratan yang sangat dingin. Musim semi di daratan es ini akhirnya terjadi setiap tahun tetapi hanya sekali di daratan Eropa dan Asia disaat es mengalami penurunan. Dan manusia, yang datang dengan kerja keras yang luar biasa secara mengejutkan datang dari Afrika selama berjuta tahun, mereka telah bertempur dengan jaman es dan sekarang mereka menemukan tanah berbunga dan hewan-hewan yang bersuara di sekitar mereka, lalu mengubah mereka ke dalam perbedaan dari kehidupan.


0 komentar: